This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Rabu, 13 Juni 2012
Manusia sebagai Makhluk Budaya
05.03
Nenden Andriyani S
No comments
Manusia
Sebagai Makhluk yang Berbudaya
1.1 Pengertian
Manusia
Di
antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain
manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia disebut
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna karena manusia mempunyai akal budi
yang diberikan oleh Tuhan agar mampu membedakan mana yang benar dan mana yang
tidak benar, juga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya
menjadi pemimpin di muka bumi ini. Manusia berasal dari bahasa sansekerta kata
“manu” dan bahasa Latin “mens” yang berarti berakal budi atau berpikir. Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia dapat
diartikan dari berbagai segi, jika dalam segi biologis manusia diartikan
sebagai Homo Sapiens yang berarti manusia yang tahu, spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak kemampuan tinggi. Dalam segi kerohanian
ini menggunakan konsep jiwa yang dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup. Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Penggolongan
manusia yang paling utama berdasarkan dari jenis kelamin. Jenis kelamin
tersebut adalah Laki-laki atau perempuan. Sebutan untuk anak muda laki-laki
adalah putra, jika sebutan untuk manusia dewasa laki-laki adalah pria.
Sebaliknya, sebutan untuk anak muda perempuan adalah putra dan sebutan untuk
manusia dewasa perempuan adalah wanita.
Manusia
yang sering kita kenal juga sebagai mahluk sosial yaitu dimana manusia tidak
dapat hidup sendiri melainkan hidup berdampingan antara individu satu dengan
individu yang lain dan juga merupakan mahluk yang berbudaya karena manusia
memiliki ragam macam budaya itu sendiri. Budaya tercipta atau terwujud
merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di
dunia ini. Selain memiliki ragam macam budaya manusia sebagai mahluk berbudaya
di kenal juga karena sifatnya yang mencerminkan mahluk yang berbudaya. Manusia
sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil,
maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan
keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Manusia
sebagai mahluk yang berbudaya dikenal sebagai manusia yang cinta akan budaya
dan tidak lepas dari budaya itu sendiri dari kehidupan sehari-hari. Dia akan
terus melestarikan budaya itu sebagai bagian dari kehidupannya karena dengan
budaya kita dapat mempererat tali persaudaraan di antara manusia dan saling
mengenal satu sama lain serta saling menjaga kelestarian budaya itu sendiri.
1.2 Pengertian
Budaya
Kata
budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan
rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan,
yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi
yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam
bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kebudayaan Berasal Dari Kata
Sansekerta “BUDDHAYAH “ yang merupakan bentuk jamak dari kata “BUDDHI” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal
Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan,
berasal dari kata latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan
(Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian
“culture” diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
merubah alam.
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Menurut
R. Linton “kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang
unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat
tertentu”. Menurut Prof Dr. Koentjaraningrat: “Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”. Menurut E.B.
Taylor berpendapat bahwa budaya adalah Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat. Dari pendapat-pendapat diatas tampak jelas yang menghubungkan
antara pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar
yang merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.
Di
atas telah dijelaskan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia untuk memenuhikehidupannya dengan cara belajar, yang
semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dan dapat dirinci bahwa
kebudayaan adalah segala sesuatu yang
dilakukan dan dihasilkan manusia. Karena itu kebudayaan meliputi material
(bersifat jasmaniah), yang meliputi benda benda ciptaan manusia.Lalu ada kebudayaan
non material (bersifat rohaniah), yaitu semua
hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya religi (walau tidak semua religi
ciptaan manusia). Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan
hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar. Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.Tanpa masyarakat akan sulit bagi manusia untuk membentuk kebudayaan.
Sebaliknya tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia baik secara individual maupun
masyarakat, dapat mempertahankankehidupannya
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun
kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan
bahasa dan arsitektur merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita
rasakan.
Dalam
kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Seperti menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan
atau wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
2. Aktivitas
(tindakan) adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
3. Artefak
(karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam wujud Bahasa adalah alat atau
perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau
berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang
dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum
adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah
untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni
(sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
1.3
Contoh Manusia sebagai makhluk yang berbudaya
Di
Indonesia sendiri banyak sekali contoh-contoh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya yang mulai luntur seperti budaya gotong royong. Dalam pengertian
manusia diatas kita telah membahas bahwa manusia adalah mahluk sosial yaitu
dimana manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan hidup berdampingan antara
individu satu dengan individu yang lain. Gotong royong di Indonesia sendiri
merupakan suatu istilah yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
hasil atau tujuan yang sudah direncanakan. Sikap gotong royong adalah bekerja
bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati
hasil pekerjaan tersebut secara adil, atau suatu usaha atau pekerjaan yang
dilakukan tanpa pamrih dan secara suka rela oleh semua warga menurut batas
kemampuannya masing-masing. Pekerjaan jika dilakukan dengan cara gotong royong
akan lebih mudah dan ringan. Pada dasarnya manusia itu tergantung pada manusia
lainnya, dan bahwa manusia tidak hidup sendiri melainkan hidup bersama dengan
orang lain atau lingkungan sosial. Sifat gotong royong dan kekeluargaan
didaerah pedesaan lebih menonjol dalam pola kehidupan mereka, seperti
memperbaiki dan membersihkan jalan, masyarakat desa adalah masyarakat yang
kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat
adalah sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem
budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial
hidup bersama, bekerja sama dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan
sifat-sifat yang hampir seragam. Satu fenomena yang ditampakkan oleh
masayarakat desa, baik secara langsung ataupun tidak langsung ketika
bertemu/bergaul dengan orang kota adalah perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya
mereka cenderung untuk diam/tidak banyak omong. Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan
kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas
budi sebesar-besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi
juga dalam bentuk penghargaan sosial. Ciri-ciri yang telah diungkapkan di atas
yang seharusnya menjadi identitas mereka, di sebagian masyarakat pedesaan hal
tersebut telah pudar bahkan sebagian lagi telah hilang ditelan zaman. Contoh
konkrit, gotong royong. Masyarakat pedesaan tempo dulu menjadikan gotong royong
sebagai sebuah kearifan lokal. Bahkan menjadi sebuah gunjingan di kalangan
masyarakat jika ada seseorang yang tidak mau ikut campur dalam kegiatan
tersebut. Tapi sekarang, hal ini telah dilupakan dan terkesan individualis,
yang notabene hidup individualis adalah ciri masyarakat perkotaan dan
perumahan.
Sedangkan
diperkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah, disekolah dan
bahkan dikantor-kantor, misalnya pada saat memperingati hari-hari besar
nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan
bersama. Dari sini timbulah rasa kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong,
sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan persatuan nasional, di bandingkan
dengan cara individualisme yang mementingkan diri sendiri maka akan
memeperlambat pembangunan di suatu daerah. Kesadaran untuk memiliki rasa gotong
royong haruslah diawali dari diri kita masing-masing, memiliki rasa gotong
royong yang tinggi akan membangun solidaritas dan kepedulian terhadap
lingkungan juga bisa menurunkan rasa individualisme maupun kelompok. Dari
kesadaran untuk memiliki rasa tanggung jawab bersama akan menciptakan kerukunan
antar masyarakat. Sehingga ideologi-ideologi ekstrimisme atau radikal maupun
sikap liar dari masyarakat yang akhir-akhir ini bermunculan akan bisa
ditanggulangi yang akan menciptakan karakter bangsa sesuai falsafat pancasila.
Nilai-nilai
budaya asing mulai deras masuk dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Indonesia. Kehidupan perekonomian masyarakat berangsur-angsur berubah dari
agraris ke industri, industri berkembang maju dan pada zaman sekarang tatanan
kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi, sehingga bersifat
materialistik.
Pembahasan
nilai-nilai budaya asing yang mulai banyak masuk dan menjadi bagian di
masyarakat Indonesia mempunyai dampak positif yaitu modernisasi yang terjadi di
Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah
perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil,
maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat
yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani. Untuk dampak negatifnya budaya
yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang
lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan
lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
Berikut
cara untuk antisipasi dampak budaya asing yaitu menyeleksi dan menyaring
nilai-nilai budaya asing :
1. Nilai-nilai
budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat diserap sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa kita.
2. Mengantisipasi
dampak negatifnya adalah dengan memelihara dan mengembangkan kebudayaan
nasional sebagai jati diri bangsa dengan cara mengirimkan misi kebudayaan dan
kesenian dari suatu daerah keluar negeri.
3. Menayangkan
dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui berbagai media, mengadakan
seminar membahas kebudayaan daerah sebagai budaya nasional, serta pelestarian
dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat mendorong persatuan dan kesatuan
bangsa.
Sumber :